English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Poedjie Donk's Laksono Production House
Adsense Indonesia Adsense Indonesia ads
Foto Saya
Poedjie Donk's
Lihat profil lengkapku

"Jangan Pernah Takut Jadi Aneh"

Rabu, 04 Mei 2011

Share

"Tidakkah anda perhatikan di sekeliling anda, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan, sesuatu yang wajar malah dipergunjingkan, sementara perilaku menyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa"

Berikut ini ada sepenggal cerita dari seorang Ustad dan seorang pemuda yg sedang membicarakan tentang keanehan di jaman sekarang ini.

"Coba anda rasakan sendiri, nanti Maghrib, anda ke masjid, kenakan
pakaian yang paling bagus yang anda miliki, pakai minyak wangi, pakai
sorban, lalu anda berjalan kemari, nanti anda ceritakan apa yang anda alami" Kata Pak Ustadz.

Tanpa banyak tanya, pemuda tersebut melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz, menjelang maghrib, pemuda itu bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangian dan berjalan menuju masjid yang berjarak sekitar 200M dari rumah.

Belum setengah perjalanan, pemuda tsb berpapasan dengan seorang ibu muda yang sedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya"

"Aduh, tumben nih rapi banget, kayak pak ustadz. Mau ke mana, sih?"
Tanya ibu muda itu.

Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang mereka saling kenal, tapi ketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz di atas, menjadi sesuatu yang lain rasanya...

"Kenapa orang yang hendak pergi ke masjid dengan pakaian rapi dan memang semestinya seperti itu dibilang "tumben"?

Kenapa justru orang yang jalan-jalan dan memberi makan anaknya di tengah jalan, di tengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa-biasa saja.?

Kenapa orang ke masjid dianggap aneh?

Orang yang pergi ke masjid akan terasa "aneh" ketika orang-orang lain
justru tengah asik nonton reality show atau berita gosip selebritis di tv.

Orang ke masjid akan terasa "aneh" ketika melalui kerumunan
orang-orang yang sedang ngobrol di pinggir jalan dengan suara lantang seolah meningkahi suara panggilan adzan.

Orang ke masjid terasa "aneh" ketika orang lebih sibuk mencuci motor
dan mobilnya yang kotor karena kehujanan.

Ketika hal itu pemuda tersebut menceritakan ke Pak Ustadz, beliau hanya tersenyum,
"Kamu akan banyak menjumpai "keanehan-keanehan" lain disekitarmu," kata Pak Ustadz.

"Keanehan-keanehan" di sekitar kita? ucap pemuda itu

Cobalah ketika kita datang ke kantor, kita lakukan shalat sunah dhuha,
pasti akan nampak "aneh" di tengah orang-orang yang sibuk sarapan,
baca koran dan mengobrol.

Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa
"aneh", karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh di tengah-tengah sebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat di akhir waktu.

Cobalah berdzikir atau membaca al Qur'an ba'da shalat, akan terasa aneh
di tengah-tengah orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Dan makin terasa aneh ketika lampu mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnya nyaman dan tidak silau. Orang yang mau shalat malah serasa menumpang di tempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpang di tempat shalat. Aneh, bukan?

Cobalah datang shalat Jum'at lebih awal, akan terasa aneh, karena masjid masih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah ke dua menjelang elesai.

Cobalah anda kirim artikel atau tulisan yang berisi nasehat, akan terasa
aneh di tengah-tengah kiriman e-mail yang berisi humor, plesetan, asal
nimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu, dan test..test, test saja.

Cobalah baca artikel atau tulisan yang berisi nasehat atau hadits, atau
ayat al Qur'an, pasti akan terasa aneh di tengah orang-orang yang
membaca artikel-artikel lelucon, lawakan yang tak lucu, berita hot atau lainnya.

Dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya, tapi sekali lagi jangan takut menjadi orang "aneh" selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari'at dan tata nilai serta norma yang benar.

Jangan takut dibilang "tumben" ketika kita pergi ke masjid, dengan
pakaian rapi, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al Qur'an (Al
A'raf:31)

Jangan takut dikatakan "sok alim" ketika kita lakukan shalat dhuha di
kantor, wong itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidul ga karuan.

Jangan takut dikatakan "Sok Rajin" ketika kita shalat tepat pada
waktunya, karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya terhadap orang-orang beriman.

"Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (Annisaa:103)

Jangan takut untuk shalat Jum'at/shalat berjama'ah berada di shaf
terdepan, karena perintahnya pun bersegeralah. Karena di shaf terdepan itu ada kemuliaan sehingga di jaman Nabi Salallahu'alaihi wassalam para sahabat bisa bertengkar cuma gara-gara memperebutkan berada di shaf depan.

"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". (Al-Jumu'ah:9)

Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat-ayat al Qur'an, karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk saling menasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaran adalah sebaik-baik perkataan.

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

Jangan takut artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allah
menciptakan ladang amal bagi kita. Kalau sekali kita menyerukan, sekali
kita kirim artikel, lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan,
lenyap donk ladang amal kita....

Kalau yang kirim e-mail humor saja, gue/elu saja, test-test saja bisa kirim e-mail setiap hari, kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan atau  bahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat. Aneh nggak, sih?

Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, atau sok tau. Lha wong itu yang disuruh kok, "sampaikan dariku walau satu ayat" (potongan dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3461
dari hadits Abdullah Ibn Umar).

Jangan takut baca e-mail dari siapapun, selama e-mail itu berisi kebenaran dan bertujuan untuk kebaikan. Kita tidak harus baca e-mail dari orang-orang terkenal, e-mail dari manager atau dari siapapun kalau isinya sekedar dan ala kadarnya saja, atau dari e-mail yang isinya asal kirim saja. Mutiara akan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya. Pun sampah tidak akan pernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang mewah sekalipun.

Lakukan "keanehan-keanehan" yang dituntun manhaj dan syari'at
yang benar.

Kenakan jilbab dengan teguh dan sempurna, meskipun itu akan serasa aneh ditengah orang-orang yang berbikini dan ber 'you can see'.

Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur'an & Hadist),
meskipun akan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral.

Lagian kenapa kita harus takut disebut "orang aneh"
atau "manusia langka" jika memang keanehan-keanehan menurut pandangan mereka justru yang akan menyelamatkan kita?
Selamat jadi orang aneh yang bersyari'at dan bermanhaj yang benar...

Komentar :

ada 0 comments ke “"Jangan Pernah Takut Jadi Aneh"”

Posting Komentar

Makasii buat yang udah komen, jangan lupa follow blog gw jg yaah, gw pasti follow balik n komen blog kamu...